Makna Lagu Dolanan

 Hai teman siapa yang masa kecilnya bahagia???pasti kalian tahu lagu2 di bawah ini. disini diberikan juga makna dari lagu2 tersebut....selamat membaca... :)
1.    Gundul-Gundul Pacul
Gundul…gundul, pacul… cul.. Gembelengan…
(botak seperti cangkul, angkuh sombong)          
Nyunggi… nyunggi, wakul..kul… Gembelengan ….
(Membawa bakul dengan gayanya yang angkuh dan sombong)
Wakul glempang segane dadi sak latar
(bakulnya jatuh, nasinya tumpah berantakan di jalan (tidak bermanfaat lagi)
Wakul glempang segane dadi sak latar
(bakulnya jatuh, nasinya tumpah berantakan di jalan (tidak bermanfaat lagi)
Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul menggambarkan seorang anak yang jelek (gundul), sombong (gembelengan), dan tidak bertanggung jawab. Sifatnya tersebut mengakibatkan anak melakukan hal yang tidak bermanfaat (bakulnya jatuh, nasinya tumpah berantakan di jalan (tidak bermanfaat lagi)). Lirik lagu Gundul-Gundul Pacul mengajarkan kepada anak-anak untuk bersikap selalu rendah hati atau tidak sombong. Bersikap sombong hanya akan mengakibatkan melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat atau tidak ada gunanya. Orang yang sombong tidak akan pernah mampu untuk mengemban amanah yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, seperti pada lirik Nyunggi… nyunggi, wakul..kul… Gembelengan …. (Membawa bakul dengan gayanya yang angkuh dan sombong). Wakul glempang segane dadi sak latar (bakulnya jatuh, nasinya tumpah berantakan di jalan (tidak bermanfaat lagi), anak pada lirik lagu tersebut mempunyai tanggung jawab untuk membawa bakul, namun karena anak tersebut membawa bakul dengan sombong, maka bakulnya jatuh dan nasinya tumpah yang mengakitkan nasi tersebut tidak bisa dimakan lagi. Nilai pendidikan karakter pada lagu tersebut adalah untuk selalu bersikap rendah hati dalam hal apapun.
2.      Jamuran
Jamuran ya ge ge thok         (jamurannya ya dibuat pura-pura)
Jamur apa ya ge ge thok      (jamur apa ya dibuat pura-pura)
Jamur gajih mbejjih sakara-ara (jamur gajih mengotori seluruh lapangan)
Semprat-semprit jamur opo (melesat cepat jamur apa)
Nilai pendidikan dalam lagu ini adalah ketika anak melakukan permainan. Mereka akan melantunkan dengan kompak dan menaati peraturan apapun yang diminta oleh pemain dadi. Pada lirik lagu Semprat-semprit jamur opo, pemain dadi meminta kepada pemain lain untuk menjadi jamur apa yang dia mau, maka pemain lain harus mematuhi apa yang dikehendaki pemain dadi. Hal ini mengajarkan pada anak-anak bahwa hidup ini penuh dengan aturan. Maka segala aturan harus ditaati sesuai dengan peraturan. Karakter yang dapat ditanamkan dalam lirik lagu ini adalah kedisiplinan dalam memauhi segala aturan yang berlaku di kehidupan.
3.      Sluku-Sluku Batok
Sluku-sluku bathok                       (Ayun-ayun kepala)
Bathoke ela elo                             (Kepalanya geleng geleng)
Si rama menyang Solo                 (Si bapak pergi ke Solo)
Oleh-olehe payung mutha            (Oleh-olehnya payung mutha)
Mak jenthit lolobah                      (Secara tiba-tiba begerak)
Wong mati ora obah                    (Orang mati tidak bergerak)
Yen obah medeni bocah               (kalau bergerak menakuti anak-anak)
Yen urip golek dhuwit                  (kalau hidup mencari uang)
Lagu ini mempunyai makna bahwa hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktu istirahat ya istirahat untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi seimbang. Sluku-sluku bathok, artinya bathok kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Bathoke ela-elo berarti dengan cara berdzikir, ela-elo sama dengan laa ilaa ha illallah, mengingat Allah akan mengendurkan saraf di otak. Lalu si rama menyang solo berarti siram atau mandilah atau bersuci menuju solo (sholat) lalu dirikanlah sholat. Oleh-olehe payung mutha mengartikan yang sholat akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah. Kalau Allah sudah melindungi maka tak ada satupun di dunia ini yang kuasa menyakiti kita. Tak jendhit lolobah berarti kematian itu datangnya tiba-tiba dan tak ada yang tahu, tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat, sehingga saat kita masih hidup kita harus senantiasa bersiap dan waspada untuk mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati kelak. Yen obah medheni bocah artinya saat kematian datang semua sudah terlambat, kesempatan beramal hilang. Banyak yang minta ingin dihidupkan tapi Allah tidak mengizinkan, karena jika mayat hidup lagi maka bentuknya menakutkan dan mudharatnya akan lebih besar. Yen urip goleke duwit berarti kesempatan terbaik untuk bekarya dan beramal adalah saat ini. Saat masih hidup ingin kaya, ingin membantu orang lain, ingin membahagiakan orang tua sekaranglah saatnya. Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi tegaknya agama Allah. Sebelum terlambat, sebelum segala pintu keselamatan tertutup. Nilai pendidikan yang bisa ditanamkan melalui lirik lagu ini adalah cinta kepada Tuhan dan alam semesta beserta isinya.
4.      Ilir-Ilir
Lir ilir..lir ilir..tanduré wus sumilir                     
(bangunlah, tanaman yang ditanam sudah tumbuh)
Tak ijo royo­royo..tak sengguh temantèn anyar   
(tumbuhan yang subur itu daunnya akan berwarna hijau, saya sambut seperti pengantin baru)
Cah angon.cah angon..pènèkké blimbing kuwi 
(anak gembala, panjatlah belimbing itu)
 Lunyu-lunyu ya pènèken kanggo masuh dodotira
(walaupun licin tetap harus dipanjat, demi membersihkan “pakaian batin” yang kotor)
Dodotira dodotira kumitir bedhah ing pinggir
(pakaian sudah mulai robek di pinggir)
 Dondomana jlumatana kanggo séba méngko soré
(perbaiki pakainnnya untuk dipakai nanti sore)
Mumpung padhang rembulané
(mumpung bulan purnama)
Mumpung jembar kalangané Ya suraka..surak horéé
(mumpung masih banyak kesempatan, mari bersorak hore)
Lagu tersebut mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu berbuat baik selama masih memiliki kesempatan untuk berbuat baik. Lagu ini mengajak anak-anak untuk selalu memiliki hati yang bersih dan menjadi seorang muslim yang baik. Pada baris pertama menceritakan tentang kebangkitan Islam. Baris kedua memerintahkan kita untuk melaksanakan kelima rukun Islam semaksimal mungkin. Sementara baris ketiga, menganjurkan kita untuk tobat dan memperbaiki segala kesalahan yang telah dilakukan. Perbaikan itu diharapkan menjadi bekal untuk menuju kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Selanjutnya baris keempat, mengajak umat untuk segera memperbaiki diri selagi masih ada kesempatan sebelum datang kesempitan. Selagi sehat sebelum datang sakit, selagi mudah sebelum masa sulit datang. Dan selagi muda sebelum datang masa tua, selagi hidup sebelum datang kematian. Dalam lagu ini juga memakai kata belimbing, buah belimbing disini menunjukkan rukun Islam yang harus ditegakkan. Buah belimbing memiliki lima sisi, yang masing-masing dimaknai dengan syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji (bila mampu). Kelima rukun Islam itu harus dilaksanakan oleh setiap Muslim agar dapat membentuk dirinya menjadi Insan Kamil (manusia sempurna). Dengan mengajarkan lagu ini kepada anak-anak, para orangtua berharap anak-anak mampu memiliki sikap dan perilaku seperti yang tergambarkan dalam lagu ini. Dalam lagu ilir-ilir ini, nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalamnya adalah cinta kepada Tuhan dan alam semesta beserta isinya.
5.      Padhang Rembulan
Ya Prakanca dolana nang jaba  
(ayo teman-teman bermain di luar)
Padhang bulan, padhange kaya rina      
(rembulan bersinar terang seperti siang hari)
Rembulane wis ngawe-ngawe     
(rembulannya sudah melambaikan tangan)
Ngelingake ojo turu sore-sore
(mengingatkan jangan tidur sore-sore)
Ya prakanca dha padha mrene   
(ayo teman-teman bersama-sama kesini)
Bareng-bareng dolanan suka-suka         
(bersama-sama bermain suka ria)
Langite padhang sumebar lintang          
(langit terang penuh bintang)
Ya padha dolanan sinambi cangkriman
(ayo bermain bersama sambil bermain tebakan)
Makna yang terkandung di dalam lagu Padhang rembulan yaitu penghargaan terhadap alam semesta, religiusitas, dan solidaritas. Penghargaan pada alam semesta dan religiusitas dalam lagu Padhang Bulan dapat ditemukan pada syair Padhang bulan, padhange kaya rina...; Langite padhang sumebar lintang. Lirik tersebut menjelaskan bahwa pada saat bulan purnama suasana malam hari menjadi terang benderang seperti siang hari. Maka keindahan tersebut harus dinikmati dan disyukuri dengan cara tidak tidur pada sore hari. Keagungan alam semesta pada saat bulan purnama menggambarkan betapa agungnya kebesaran sang pencipta. Hal tersebut perlu diperkenalkan pada anak-anak agar terbentuk pribadi yang berkarakter, mampu memberikan penghargaan terhadap alam semesta, dan bersifat religius. Sedangakan solidaritas dapat terbentuk melalui syair Ya Prakanca dolana nang jaba...; Ya prakanca dha padha mrene. Syair tersebut menunjukkan solidaritas atau kebersamaan untuk bermain dengan sesamanya dalam suasana gembira. Kesenangan tidak hanya dinikmati sendiri, namun harus dinikmati dengan kebersamaan. Ajaran tersebut penting untuk diajarkan kepada anak-anak agar anak-anak tidak memiliki sifat egois dan individualis.    

Komentar

  1. wah bagus.. ini bisa menjadi contoh untuk melestarikan buday tradisional :D

    BalasHapus
  2. lagu jawa harus tetap kita lestarikan

    BalasHapus
  3. lagu jawa harus tetap kita lestarikan

    BalasHapus
  4. lestarikan lagu jawa.

    BalasHapus
  5. jadi pengen kembali ke masa lalu

    BalasHapus
  6. sebenarnya masih banyak loh lagu dolanan yang punya makna mendalam..

    BalasHapus
  7. Yah memang kita harus melestarikan lagu-lagu Jawa yang telah tergantikan oleh lagu modern masa kini

    BalasHapus
  8. Wah ini harus kita lestarikan budaya jawa ,tapi pemuda jaman sekarang jarang sekali memakai lagu2 tradisional

    BalasHapus
  9. Ternyata setiap lagu mempunyai makna tersendiri

    BalasHapus

Posting Komentar